Wisata

Facebook dan WhatsApp Resmi Blokir Akun Taliban

Liputan98, JAKARTA – Aplikasi WhatsApp dilaporkan memblokir beberapa saluran yang digunakan kelompok Taliban untuk berkomunikasi, ketika kelompok itu berhasil menguasai Kabul, ibu kota Afghanistan.

Induk WhatsApp, Facebook mengatakan mereka telah memblokir nomor yang digunakan kelompok Taliban sebagai hotline bagi warga sipil di Kabul untuk melaporkan kekerasan dan penjarahan. WhatsApp juga memblokir saluran resmi Taliban.

“Kami berkewajiban untuk mematuhi undang-undang sanksi Amerika Serikat. Regulasi ini termasuk melarang akun yang tampaknya mewakili diri mereka sebagai akun resmi Taliban. Kami mencari lebih banyak informasi dari otoritas AS yang relevan mengingat situasi yang berkembang di Afghanistan,” demikian keterangan Facebook, seperti dikutip dari viva.co.id, Kamis (19/8/21).

Facebook sebelumnya telah dikritik karena mengizinkan Taliban mengakses WhatsApp, yang dilaporkan merupakan platform komunikasi yang banyak digunakan di Afghanistan, kedua setelah platform milik Mark Zuckerberg itu.

Pejabat keamanan telah lama berargumen bahwa WhatsApp dan aplikasi pesan terenkripsi lainnya telah menghalangi penyelidikan teroris dan kriminal. Ketika ditanya tentang kebebasan berbicara, seorang juru bicara Taliban dilaporkan meminta Facebook untuk menyensor informasi.

Facebook dan platform media sosial lainnya memiliki hak untuk menghapus posting yang bertentangan dengan persyaratan layanan mereka. Beberapa hari ini beredar di media sosial di mana banyak warga Afghanistan berebut untuk mencoba melarikan diri dari negara asal mereka di tengah kekhawatiran pengambilalihan negara oleh pasukan Taliban.

Puluhan ribu orang digambarkan ada di landasan bandara internasional Kabul untuk terbang keluar dari ibu kota Kabul. Pemerintah Afghanistan baru yang dipimpin Taliban diperkirakan akan mengambil alih kekuasaan dalam beberapa hari.

Taliban mengklaim bahwa transfer kekuasaan akan berlangsung secara damai dan menjanjikan amnesti bagi mereka yang telah bekerja dengan negara asing atau pemerintah Afghanistan.

Namun, jaminan tersebut telah dipenuhi dengan sikap skeptis yang mendalam di tengah kekhawatiran mereka akan kembali ke kebijakan garis keras yang sebelumnya dilakukan Taliban sebelum mereka dipaksa menyingkir pada 2001 oleh Amerika Serikat (AS), termasuk penindasan terhadap perempuan dan anak-anak.(*)

Page: 1 2

admin

Recent Posts

Ahli: Makan Pizza Dapat Ringankan Gejala Rematik

NKRINOW- Rematik merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan. Hingga kini rasa kaku pada…

1 year ago

Menag Yaqut Minta Pelaku Terorisme Ditindak Sesuai Hukum

NKRINOW- Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar pelaku praktik terorisme ditindak sesuai…

1 year ago

Bareskrim Tarik 22 Laporan Terkait Rocky Gerung

NKRINOW- Penyidik Bareskrim Polri menyatakan telah memeriksa puluhan saksi terkait kasus dugaan hoaks dan fitnah…

1 year ago

Bahas Kualitas Udara Jabodetabek, Presiden Instruksikan Penanganan Jangka Pendek hingga Panjang

NKRINOW- Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah jajarannya untuk membahas kualitas udara…

1 year ago

Bawaslu: Voucher Belanja atau Uang Digital Jadi Modus Politik Uang di Pemilu 2023

NKRINOW- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) membeberkan, modus politik uang pada Pemilu dan Pilkada yaitu…

1 year ago

Kemlu Pulangkan 17 WNI Korban TPPO di Myanmar

NKRINOW- Kementerian Luar Negeri RI memulangkan 17 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak…

1 year ago