Wisata

Buset, Taliban Memegang Kunci Harta Karun Senilai US$1 Triliun

Liputan98, JAKARTA – Taliban sekarang memegang kunci untuk harta karun mineral triliunan dolar yang belum tersentuh termasuk beberapa yang dapat menggerakkan transisi dunia ke energi terbarukan. Afghanistan telah lama berjuang untuk memanfaatkan cadangannya yang besar. AFP, 22/08.

Taliban sudah dalam ikatan keuangan sejak mereka kembali berkuasa 20 tahun setelah penggulingan mereka, karena donor bantuan utama menghentikan dukungan mereka untuk Afghanistan. Perang tanpa akhir dan infrastruktur yang buruk telah mencegah negara itu mendapatkan logam yang dapat mencerahkan ekonominya.

Sumber daya termasuk bauksit, tembaga, bijih besi, lithium dan tanah jarang, menurut laporan Januari oleh US Geological Survey (USGS). Logam tanah jarang (LTJ) atau Unsur tanah jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium.

Tembaga, yang dibutuhkan untuk membuat kabel listrik, menjadi komoditas panas tahun ini karena harganya melonjak hingga lebih dari US$10.000 per ton. Lithium adalah elemen penting untuk membuat baterai mobil listrik, panel surya, dan ladang angin. Permintaan dunia akan lithium diperkirakan akan tumbuh lebih dari 40 kali lipat pada tahun 2040, menurut Badan Energi Internasional.

“Dan Afghanistan memiliki cadangan besar lithium yang belum dimanfaatkan hingga hari ini,” kata Guillaume Pitron, penulis buku “The Rare Metals War”. Afghanistan juga merupakan rumah bagi tanah jarang yang digunakan di sektor energi bersih: Neodymium, praseodymium, dan dysprosium, Gatra.com, Senin (23/8/21).

Kekayaan mineral yang belum dimanfaatkan di negara itu diperkirakan mencapai US$1 triliun menurut USGS, meskipun pejabat Afghanistan telah menyebutkannya tiga kali lebih tinggi.

Afghanistan telah melakukan penggalian yang lebih baik untuk batu mulia seperti zamrud dan rubi serta turmalin semi mulia dan lazuli, tetapi bisnis ini terganggu dengan penyelundupan ilegal ke Pakistan. Negara ini juga menambang marmer, batu bara, dan besi.

Sementara pengambilalihan Taliban dapat menghalangi investor asing, satu negara yang tampaknya bersedia berbisnis dengan mereka adalah China. Kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengatakan siap untuk memiliki hubungan “persahabatan dan kooperatif” dengan Afghanistan setelah Taliban memasuki Kabul.

China Metallurgical Group Corporation milik negara memenangkan hak pada tahun 2007 untuk menggarap deposit bijih tembaga raksasa Mes Aynak selama 30 tahun dan mengekstraksi 11,5 juta ton komoditas tersebut.

Proyek untuk memanfaatkan deposit tembaga terbesar kedua di dunia yang belum dieksploitasi belum mulai beroperasi “karena masalah keamanan”, menurut tabloid Global Times yang dikelola pemerintah China.

Tetapi Global Times mengutip sumber di kelompok itu yang mengatakan bahwa mereka akan “mempertimbangkan untuk membukanya kembali setelah situasi stabil, dan pengakuan internasional – termasuk pengakuan pemerintah China terhadap rezim Taliban.”

Sementara para pemimpin China “tidak antusias” tentang pengambilalihan Taliban. “Mereka tidak akan membiarkan prinsip menghalangi pragmatisme,” Ryan Hass, seorang rekan senior di lembaga pemikir Brookings Institution yang berbasis di Washington, mengatakan dalam sebuah blog.

“Kurangnya pembangunan Beijing pada investasi utamanya di tambang tembaga Mes Aynak menunjukkan kesediaannya untuk bersabar dalam mengejar pengembalian investasi,” tulisnya.

Pakar Prancis Pitron mengatakan: “Orang China tidak mengkondisikan kesepakatan bisnis mereka berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.”

Dia memperingatkan tidak ada kepastian bahwa Afghanistan akan menjadi mineral El Dorado. “Untuk itu, Anda membutuhkan iklim politik yang sangat stabil,” kata Pitron. Bisa memakan waktu selama 20 tahun antara penemuan deposit mineral dan dimulainya operasi penambangan, katanya. “Tidak ada perusahaan yang mau berinvestasi jika tidak ada sistem politik dan hukum yang stabil,” katanya.(*)

Page: 1 2 3

admin

Recent Posts

BMKG : Waspada ! Pertanian Jadi Sektor Paling Terdampak Perubahan Iklim

NKRINOW- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa pertanian merupakan sektor…

1 year ago

Menko Airlangga Dorong Potensi Budidaya Rumput Laut Untuk Kemajuan Perekonomian Daerah

NKRINOW- Akibat pandemi Covid-19, perekonomian di Bali yang bergantung dengan sektor pariwisata mengalami tekanan yang…

1 year ago

Golkar-PAN Resmi Nyatakan Dukungan ke Prabowo di Pilpres 2024

NKRINOW- Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional…

1 year ago

Manfaat Kulit Kentang yang Jarang Diketahui

NKRINOW- Kebanyakan orang mungkin lebih sering mengolah kentang tanpa kulitnya. Padahal, banyak nutrisi yang justru…

1 year ago

Diskon Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selama Tiga Tahun

NKRINOW- Dirut Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi mengusulkan, harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung…

1 year ago

Pemerintah Lakukan Sejumlah Langkah Tangani Wabah Kekeringan di Papua Tengah

NKRINOW- Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka…

1 year ago