Sementara para pemimpin China “tidak antusias” tentang pengambilalihan Taliban. “Mereka tidak akan membiarkan prinsip menghalangi pragmatisme,” Ryan Hass, seorang rekan senior di lembaga pemikir Brookings Institution yang berbasis di Washington, mengatakan dalam sebuah blog.
“Kurangnya pembangunan Beijing pada investasi utamanya di tambang tembaga Mes Aynak menunjukkan kesediaannya untuk bersabar dalam mengejar pengembalian investasi,” tulisnya.
Pakar Prancis Pitron mengatakan: “Orang China tidak mengkondisikan kesepakatan bisnis mereka berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.”
Dia memperingatkan tidak ada kepastian bahwa Afghanistan akan menjadi mineral El Dorado. “Untuk itu, Anda membutuhkan iklim politik yang sangat stabil,” kata Pitron. Bisa memakan waktu selama 20 tahun antara penemuan deposit mineral dan dimulainya operasi penambangan, katanya. “Tidak ada perusahaan yang mau berinvestasi jika tidak ada sistem politik dan hukum yang stabil,” katanya.(*)