Nasib Rokok Tembakau & Vape, Serta Masa Depan Ganja

Liputan98, JAKARTA – Ketika CEO Philip Morris International (PMI) Jack Olczak mengatakan pemerintah Inggris harus memperlakukan rokok layaknya mobil bensin dan melarangnya dalam 10 tahun mendatang, banyak pihak bertanya-tanya atas pernyataan tersebut karena sama saja mengancam bisnis utama perusahaan.

Namun, beberapa hari kemudian, eksekutif British American Tobbaco (BAT) Kingsley Wheaton mengatakan hal yang mengejutkan dengan menyebut ganja dan turunannya merupakan bagian dari masa depan perusahaan.

“Saya pikir [vaping CBD] bagian dari masa depan kami, tetapi tantangan saat ini adalah mengurangi bahaya tembakau dan nikotin, dan mendorong orang untuk beralih,” ungkapnya kepada BBC Radio 4 seperti dikutip dari Forbes, Selasa (24/8/2021).

Pernyataan kedua petinggi raksasa tembakau menandakan adanya perubahan modal bisnis yang sedang berlangsung di perusahaan tembakau, Juga, reaksi terhadap tren konsumen.
Dengan mempertimbangkan dampak kesehatan dari produknya, kedua perusahaan berusaha menunjukkan upaya mereka melepaskan diri dari rokok tembakau tradisional.

E-liquid atau cairan yang digunakan untuk vape dengan menggunakan alat penguap telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Truth Initiative, organisasi nirlaba pengendali tembakau, Penggunaan rokok elektrik di kalangan siswa sekolah menengah meningkat dari 11,7% menjadi 27,5% pada periode 2017 hingga 2019.

Perusahaan tembakau pun kian beralih ke produk yang disebut sebagai produk yang menghentikan kebiasaan merokok. Di ruang ini, rokok elektrik, produk vape, dan teknologi tembakau yang dipanaskan berfungsi sebagai alat peralihan atau penghentian untuk mengakhiri era rokok tradisional.

Namun pergeseran model bisnis Raksasa tembakau dunia tidak hanya sebatas menyediakan teknologi baru. Mereka sudah mulai melihat ke industri ganja untuk keluar dari ketergantungan pada penjualan tembakau.

Ketertarikan perusahaan tembakau pada industri ganja tumbuh seiring dengan semakin banyaknya negara bagian AS yang melegalkan ganja.

Pada tahun 2016, PMI menginvestasikan US$20 juta di perusahaan teknologi farmasi Israel Syqe Medical, yang mengembangkan inhaler ganja medis.

Pada tahun 2018, perusahaan tembakau multinasional Inggris, Imperial Brands, berinvestasi di Oxford Cannabinoid Technologies (OCT), sebuah perusahaan biofarmasi yang berfokus pada penelitian, pengembangan, dan pemberian lisensi senyawa dan terapi berbasis cannabinoid.
Perusahaan Imperial Brands, Casa Verde Capital (CVC) juga berinvestasi di perusahaan farmasi ini.

Altria Group, perusahaan tembakau raksasa lainnya, setuju untuk membeli 45% saham di perusahaan cannabinoid Kanada, Cronos Group, dengan harga sekitar US$1,8 miliar pada tahun 2018.

Pada tahun 2019, Imperial Brands mengumumkan investasi sebesar US$123 juta di Auxly Cannabis Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Kanada yang berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan distribusi produk ganja untuk kesehatan konsumen dan rekreasi. Pada tahun 2021, BAT meluncurkan produk vaping CBD pertamanya, VUSE CBD Zone.

Pada tahun yang sama, unit venturing perusahaan BAT, Btomorrow Ventures (BTV), menginvestasikan US$25 juta di Trait Biosciences Kanada, sebuah perusahaan riset cannabinoid yang berfokus pada minuman berbasis CBD.

Ketika industri ganja bergerak lebih jauh ke arus utama karena lebih banyak negara bagian melegalkannya untuk penggunaan medis dan rekreasi, perusahaan tembakau mencoba mendiversifikasi produk mereka.

Diversifikasi ini tidak hanya dengan berinvestasi pada alat merokok baru yang kemungkinan tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok tradisional, seperti Juul (Altria) dan IQOS (PMI), tetapi juga dengan memberikan perspektif baru kepada konsumen mereka, seperti produk ganja.

Industri ganja dapat dianggap sebagai pelopor diversifikasi dalam hal ini. Perusahaan ganja sudah menjual produk yang mengalihkan dari konsumsi tradisional ganja, termasuk produk ganja berbasis vape, makanan, minyak, dan minuman.

Namun, minat raksasa tembakau untuk ganja tidak terbatas pada penggunaan rekreasinya. Investasi Imperial Brands di perusahaan biofarmasi OCT menunjukkan minatnya pada segmen medis industri ganja.

Ketertarikan Big Tobacco dalam industri ganja tidak hanya terlihat dalam operasi bisnis, tetapi juga melalui operasi lobi. Seperti yang dilaporkan Cannabis Wire, perusahaan tembakau Altria melobi penjualan ganja di Virginia.

Pencapaian ini menandai untuk pertama kalinya sebuah perusahaan tembakau melobi perusahaan ganja di AS, baik di tingkat negara bagian atau federal, menurut Cannabis Wire.

Selanjutnya, juru bicara Altria George Parman mengatakan kepada Cannabis Wire bahwa perusahaan mendukung ganja legalisasi federal di bawah kerangka peraturan yang sesuai.

Raksasa tembakau semakin menjadi pemain di industri ganja. Namun, perlu waktu untuk menilai bobot perusahaan tembakau di sektor ganja, dengan mempertimbangkan perkembangan pesat kerangka peraturan ganja tidak hanya di AS tetapi di seluruh dunia.(cnbc)

 

Sumber : cnbcindonesia

Page: 1 2 3 4

admin

Recent Posts

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Black Garlic untuk Kesehatan

NKRINOW- Bawang hitam atau black garlic sebenarnya merupakan hasil fermentasi dari bawang putih segar yang masih mentah.…

1 year ago

Pemerintah Terus Implementasikan Berbagai Strategi Menjaga Momentum Perekonomian Nasional yang Baik

NKRINOW- Sektor penggerak perekonomian nasional semakin luar biasa, terutama pada industri manufaktur yang memberikan nilai…

1 year ago

Bawaslu Pastikan Patroli Cegah Politik Uang Terus Dilakukan

NKRINOW- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengungkapkan pihaknya telah melakukan patroli sebagai antisipasi dalam menghadapi…

1 year ago

Ini 4 Kondisi Tidur yang Menandakan Anda Stres

NKRINOW- Stres umum dirasakan setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini membuat detak jantung…

1 year ago

Lukas Enembe Mengaku Main Judi di Luar Negeri

NKRINOW- Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe akhirnya mengakui pernah bermain judi di Singapura. Pernyataan itu…

1 year ago

Kominfo Take Down Aplikasi Judi Slot Domino Dengan Perputaran Uang Hingga Rp 2,2 Triliun

NKRINOW- Kominfo memutus akses dan take down aplikasi judi slot atau judi online yaitu Higgs…

1 year ago