Liputan98, JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terlihat esentrik dalam dua hari terakhir, Ia dinilai mengambil langkah strategis, dan mempertegas posisinya di dalam partai dengan 14 persen kursi di DPR RI.
Esentrik bukan dengan aksen diluar konteks, melainkan Airlangga dinilai sangat paham dengan situasi politik negeri ini. Bagaimana tidak, setelah bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Klaten, Airlangga kembali bertemu Ketum PKB Muhaimin Iskandar di Jakarta Sabtu (25/9/2021) lalu.
Dalam situasi politik di Indonesia yang sangat dinamis saat ini, Head of Department of Politics and Social Change at Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai, komunikasi lintas partai ini harus menjadi agenda politik yang konsisten bagi Airlangga.
“Semakin sering mereka bertemu, maka di tingkat pemilih, di bawah, juga semakin baik dan tidak terpolarisasi. Masyarakat melihat mereka bisa berkomunikasi, meski suatu saat juga berkompetisi,” kata Arya, dikutip sindonews.com, Minggu (26/9/2021).
Situasi politik di Indonesia saat ini belum jelas menunjukkan siapa saja yang akan mendapatkan dukungan dari partai politik untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang. Namun, kata Arya, Airlangga berbeda, ia memiliki nilai tawar yang tinggi, lantaran berada di pucuk pimpinan partai politik.
Dalam kondisi seperti itu, Arya menilai bahwa komunikasi politik menjadi sangat strategis untuk dilakukan. “Terutama, komunikasi lintas partai,” kata Arya.
Menurut Arya, langkah Airlangga tersebut ditujukan Pertama, untuk membaca kemungkinan-kemungkinan membentuk koalisi. Kedua, mencari chemistry di antara tokoh-tokoh tersebut. Ketiga, mencari kesamaan platform, pandangan dan kebijakan.
Golkar dalam agenda Pilpres 2024 memang diuntungkan, karena memiliki kira-kira 14 perse kursi di DPR, sehingga hanya butuh sisa 6 persen untuk mencalonkan presiden.
Hal ini membuat Golkar dan Airlangga sebagai partai dan figur yang “seksi”, karena memiliki posisi tawar yang sangat tinggi. “Pak Airlangga saya kira punya peluang untuk bisa maju dan bertemu banyak tokoh,” kata Arya.
Dalam hitungan politik, saat ini waktunya sudah sangat dekat untuk mulai membuat strategi dan program menuju 2024, sehingga sangat wajar jika aktivitas politik dari tokoh seperti Airlangga ini mulai ditingkatkan.
“Saat ini waktu yang ideal dan pas untuk melakukan mobilisasi politik, seperti yang dilakukan Pak Airlangga. Semakin dini calon itu melakukan sosialisasi politik ke publik, maka semakin baik pula bagi masyarakat,” tutur Arya.
Pasalnya, masyarakat menjadi tahu apa program dari Airlangga yang ingin maju di Pilpres 2024. Selain itu, memberikan kesempatan bagi Menko Perekonomian RI ini untuk bertemu dengan banyak orang dan menjalin komunikasi politik. Bahkan, sangat potensial untuk terus meningkatkan elektabilitasnya melalui sosialisasi.
Selain itu, tokoh-tokoh populer, umumnya tidak memiliki dukungan partai yang secara tegas mendukung mereka. Misalnya, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, atau Ridwan Kamil. Sementara itu, tokoh yang benar-benar dominan dengan memiliki elektabilitas di atas 30 persen juga tidak ada. Faktor-faktor itu membuat posisi partai sangat strategis.
Arya menilai Ganjar masih menunggu peluang untuk dicalonkan oleh PDIP. Namun, jika tidak ada kepastian atau lama didapatkan, tidak tertutup kemungkinan Ganjar bisa nyeberang atau pindah ke partai lain. Hal ini membuat komunikasi dengan Airlangga pantas dimaknai untuk berkoalisi di Pilpres 2024, tanpa harus mempertimbangkan dukungan PDIP melainkan bisa dengan partai lain.
NKRINOW- Rematik merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan. Hingga kini rasa kaku pada…
NKRINOW- Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar pelaku praktik terorisme ditindak sesuai…
NKRINOW- Penyidik Bareskrim Polri menyatakan telah memeriksa puluhan saksi terkait kasus dugaan hoaks dan fitnah…
NKRINOW- Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah jajarannya untuk membahas kualitas udara…
NKRINOW- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) membeberkan, modus politik uang pada Pemilu dan Pilkada yaitu…
NKRINOW- Kementerian Luar Negeri RI memulangkan 17 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak…