NKRINOW- Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan, partainya merupakan raja dalam pemilihan umum sistem proporsional tertutup atau coblos partai. Selama Orde Baru hingga awal era reformasi, Golkar menjadi pemenang pemilu dengan sistem proporsional tertutup.
Hanya saja, Airlangga menegaskan, saat ini Golkar tengah memperjuangkan sistem proporsional terbuka dipertahankan pada Pemilu 2024. Sistem pemilu proporsional terbuka atau memilih caleg sedang digugat di Mahkamah Konstitusi.
“Jangan lupa Golkar rajanya pilihan tertutup. Kita berpengalaman menangani berbagai pemilu dengan pemilihan tertutup di era Orde Baru bahkan di era reformasi di tahun 2004 Golkar juaranya,” ujar Airlangga di Riau, dikutip dari siaran pers, Sabtu (21/1/2023).
Golkar saat ini menginisiasi gerakan menolak sistem proporsional tertutup diberlakukan kembali. Delapan dari sembilan partai di DPR membuat kesepakatan menolak sistem proporsional tertutup. “Tetapi Golkar ingin menjaga demokrasi,” tegas Airlangga.
Di antara partai politik juga sudah ada kesepakatan tidak mengubah Undang-Undang Pemilu. Aturan main Pemilu 2024 tetap menggunakan UU Nomor 7 Tahun 2017 karena tidak ingin setiap jelang pemilu UU Pemilu diubah.
“Jadi kita sudah ada komitmen antarpartai politik tidak setiap tahun, aturan pemilu diubah-ubah. Jadi tentu ini kita harus dijalankan secara konsisten apalagi kalau istilah di sepak bola peluit sudah diberikan,” ujar Airlangga.
Mahkamah Konstitusi tengah menerima uji materi terkait sistem proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi. Dalam permohonannya, penggugat menginginkan MK memutuskan pemilu berikutnya menggunakan sistem proporsional tertutup.
Merespon gugatan ini, delapan partai di parlemen, kecuali PDIP menyatakan sikap bersama menolak sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024. Gerakan tersebut diinisiasi oleh Golkar.